Ramadan di Gaza di Bawah Bayang-bayang Perang

Ramadan di Gaza di Bawah Bayang-bayang Perang

Kasihpalestina.com – Ramadan tiba semua menyambut dengan suka cita. Namun, di atas kebahagiaan menyambut Ramadan, ada duka di Palestina. Warga Palestina harus merayakan Ramadan dengan penuh ketakutan. Mereka harus hidup di tengah peperangan dan krisis kemanusiaan yang datang seiring konflik yang terjadi di sana. 

Ramadan tahun ini harus dilalui Palestina dengan begitu berat. Krisis pangan dan kelaparan melanda mereka. Sulitnya mencari bahan makanan dikarenakan mereka tidak punya penghasilan, sedangkan harga pangan kian melonjak. Bantuan yang masuk ke Gaza pun masih cukup minim. 

Setengah dari 2,3 juta warga Palestina menderita kelaparan. Bahkan bayi di Gaza hanya makan 3 butir kurma. Warga di sana juga ada yang makan pakan ternak hingga kaktus untuk menghilangkan rasa lapar. Sulit dibayangkan untuk kita yang tidak hidup seperti mereka. Namun, peristiwa ini benar-benar terjadi di sana.

Selain kelaparan, mereka harus melewati Ramadan dengan ancaman bom dan serangan senjata. Meskipun seruan untuk gencatan senjata selama bulan Ramadan sudah didesak oleh seluruh dunia, tapi nyatanya mereka harus melewati sahur pertama dengan serangan bom di Rafah. 

Penderitaan mereka tidak hanya itu saja, namun di mana mereka harus menjalankan shalat tarawih? Masjid-masjid di sana hancur terkena serangan, yang tersisa hanya puing-puing reruntuhan bangunan. Adanya Masjid Al-Aqsa masih bisa digunakan warga Palestina untuk beribadah namun jumlah jama’ah yang bisa beribadah di sana dibatasi. Aturan ini dibuat masih sama dengan aturan tahun lalu.

Sumber: ABC News

Selain itu, musim dingin di Gaza juga menambah kegelisahan mereka yang hidup di tenda pengungsian. Mereka tinggal di bawah tenda pengungsian yang sempit dan beralaskan tikar tanpa penghangat yang cukup. Musim dingin di Gaza dapat mencapai 3 derajat celcius yang berarti sangat dingin untuk mereka. 

Begitu mencekam kehidupan mereka di sana. Ramadan tahun ini harus mereka lalui tanpa keluarga dan sahabat, rumah dan makanan apalagi pekerjaan. Kehidupan mereka dihantui oleh suara bom dan serangan penjajah. Tidur mereka tidak nyeyak, ketakutan dan kedinginan. Setiap hari selalu ada mimpi buruk di kehidupan mereka.

Tidak hanya mereka yang berharap ini agar segera berakhir. Tapi seluruh dunia pun tidak berhenti berdoa dan memperjuangkan kemerdekaan mereka. Sahabat, doakan selalui saudara kita di Palestina untuk merayakan Ramadan tahun ini dengan penuh suka cita dan ketenangan.